SISTEM TATA UDARA DI REKAM MEDIS

SISTEM TATA UDARA DI REKAM MEDIS

Istilah Tata Udara (Air Conditioning) biasanya dihubungkan dengan penyejukan dan pengurangan kelembaban dalam udara tertutup untuk kenyaman termal.  Pengertian yang lebih luas, istilah Tata Udara ini dapat dinyatakan dalam bentuk pendinginan, pemanasan, ventilasi dan penyegaran yang merubah udara kedalam kondisi ini. Pendingin udara (AC atau A/C di Amerika Utara, Aircon di Inggris dan Australia) adalah suatu perangkat, sistem atau mekanisme yang dirancang untuk menarik panas dari suatu ruangan, menggunakan siklus refrigerasi, tetapi kadang kadang evaporasi, umumnya untuk kenyamanan dalam gedung atau moda transportasi. Ventilasi secara sederhana dapat diartikan sebagai perputaran udara secara bebas didalam suatu ruangan.

  1. Ventilasi pasif adalah ventilasi yang didapat dari alam, caranya dengan membuat lubang angin atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan arah angin local. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding dengan persyaratan dan dan fasilitas ruang (10 % dari ruang bersangkutan). Bila menggunakan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan terhindar dari matahari langsung.
  2. Ventilasi aktif adalah ventilasi yang menggunakan system penghawaan buatan yaitu menggunakan AC karena temperature dan kelembaban ruang perpustakaan yang stabil maka dapat menjaga keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang dengar dan computer (Purwanti 2007: 9).

A.    SEJARAH TATA UDARA.

Konsep dari tata udara diketahui telah diterapkan pada Roma jaman dahulu, dimana air dialirkan melalui tembok-tembok dari rumah-rumah tertentu untuk mendinginkannya. Dengan teknik yang hampir sama diwilayah Persia telah dilakukan pendinginan gedung pada musim panas dengan menggunakan bak air terbuka dan luas ditaman (bukan tangki dibawah tanah). Menara angin mempunyai jendela-jendela untuk menangkap angin dan saluran angin untuk mengarahkan aliran udara turun kebawah masuk gedung melewati bak air terbuka . Air dibak terbuka ini menguap dan mendinginkan udara yang masuk kedalam gedung.

Tahun 1820 seorang ilmuwan Inggris dan peneliti yang bernama Michael Faraday, menemukan bahwa bahan Amoniak, bila ditekan dan dijadikan cair akan mudah menguap dan mendinginkan udara. Tahun 1842, di wilayah Florida Amerika, seorang Dokter bernama Dr. John Gorrie, menggunakan teknologi kompresor untuk menciptakan es, yang ia gunakan untuk mendinginkan ruangan pasiennya di Rumah Sakit di Apalachicola, Florida.  Dia berharap bahwa mesin pembuat esnya dapat mengatur suhu dari gedung-gedung. Dia juga mempunyai visi adanya tata udara terpusat yang dapat mendinginkan keseluruhan kota. Gorrie mendapatkan hak paten pada tahun 1851 untuk mesin pembuat esnya. Harapan untuk mengembangkan mesin pembuat esnya punah begitu pemberi dananya meninggal dan ahirnya ia tidak berhasil mendapatkan uang yang dibutuhkannya untuk mengembangkan mesinnya itu. Menurut penulis biografinya, Vivian M. Sherlock, Dr Gorrie menyalahkan “Raja Es”, Fredrik Tudor, atas kegagalannya karena mencurigai bahwa dia telah meluncurkan suatu kampanye jelek terhadap penemuannya ini. Dalam keadaan putus asa Dr Gorrie meninggal tahun 1855 dan gagasan untuk tata udara lenyap selama 50 tahun.

Tata udara modern muncul dari kemajuan dalam ilmu kimia pada  akhir abad ke 19, dan tata udara listrik secara besar-besaran pertama-tama ditemukan dan digunakan dalam tahun 1902 oleh Wilis Haviland Carrier.

Aplikasi tata udara, pertama-tama adalah untuk industri dari pada untuk kenyamanan pribadi. Carrier merancang untuk mengembangkan pengaturan proses produksi di pabrik percetakan. Penemuannya bukan saja untuk mengatur suhu, tetapi juga kelembaban udara. Panas dan kelembaban yang rendah adalah untuk membantu mempertahankan ukuran kertas dan tinta yang digunakan dalam pencetakan kertas ini. Kemudian teknologi Carrier  diterapkan untuk meningkatkan produktivitas ditempat kerja ini dengan mengkondisikan ruangan kerja. Perusahaan Carrier di Amerika ini terbentuk untuk memenuhi permintaan yang meningkat dengan tajam. Dan dari waktu kewaktu, tata udara diperluas dan digunakan untuk kenyamanan rumah dan kendaraan. Penjualan kerumah tangga meningkat dengan luar biasa pada tahun 1950-an

Tahun 1906, Suart W. Cramer dari Charlotte, Carolina Utara, Amerika Serikat, mencari jalan untuk menambah kelembaban kepada udara dalam pabrik tekstilnya. Cramer menggunakan pertama istilah  “tata udara” dan dimuat dalam suatu hak paten pada tahun tersebut yang menyebutkan sebagai analog “mengkondisi air” dalam membuat proses membuat tekstil lebih mudah. Dia mengabungkan kelembaban dengan ventilasi untuk “mengkondisikan” dan merubah udara di pabrik. Willis Carrier mengadopsi istilah tersebut dan  memasukkannya dalam nama peusahaannya. Penguapan dari air diudara untuk memperoleh efek pendinginan, dikenal sebagai pendinginan secara penguapan (evaporative cooling).

Peralatan tata udara dan refrigerasi pertama menggunakan gas beracun dan mudah terbakar, seperti gas Amoniak, Metil klorida dan propan, yang memungkinkan terjadi kecelakaan yang fatal bila gas tersebut bocor keluar. Thomas Midgley Jr. Menemukan gas kloroflorokarbon (chlorofluorocarbon) pertama dikenal dengan nama Freon, pada tahun 1928.  Refrigeran ini lebih aman untuk manusia, tetapi kemudian diketahui bahwa refrigerant tersebut merusak lapisan Ozon dari atmosfir bumi. “Freon” adalah nama dagang dari Dupont untuk semua refrigeran Chlorofluorocarbon (CFC), Hydrogenated CFC (HCFC)  atau Hydrofluorocarbon (HFC), setiap nama tersebut termasuk nomor yang menyatakan komposisi molekularnya (R-11, R-12, R-22, R 134)  Refrigeran yang banyak dipakai untuk memperoleh pendingin nyaman dengan ekspansi langsung adalah suatu gas GCFC dikenal sebagai R-22. Bagi negara maju refrigeran ini akan dilarang untuk dipergunakan pada peralatan baru pada tahun 2010 dan R-22 tidak akan diproduksi lagi pada tahun 2020. Untuk negara berkembang seperti Indonesia akan dilarang total pada tahun 1930. R-11 dan R-12 sudah tidak diproduksi lagi diseluruh dunia kecuali di India dan negara ini akan segera menghentikannya.

Refrigran lain yang juga dipakai adalah R-410A, dikenal dengan nama dagang “Puron”. HC atau HidroCarbon adalah refrigeran dengan Ozon Deplation Potential = 0 Dan Global Warming Potential yang sangat kecil.

Inovasi dalam teknologi tata udara terus berlanjut, dengan penekanan pada efisiensi energi dan meningkatkan mutu udara diruangan. Sebagai alternatif terhadap refrogeran pemanasan global tinggi, maka telah diusulkan pemakaian R-134a untuk kendaraan, R-410a untuk tata udara dan alternatif dari alam seperti CO2 (R-744).

B.     PENERAPAN TATA UDARA

Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan serta mengatur aliran udara dan kebersihannya. Sistem tata udara sering disebut dengan Sistem AC (Air Conditioning).

Para insinyur tata udara secara garis besar membagi penerapan tata udara dalam dua golongan utama yaitu penerapan tata udara dalam kenyamanan dan proses :

1.  Penyegaran udara untuk kenyamanan

Penyegarkan udara ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan tertentu.  Dalam teknik penerapan tata udara untuk kenyamanan diharapkan agar dapat mencapai lingkungan dalam ruangan yang relatif konstan pada suatu lingkup kenyamanan yang dikehendaki manusia, walaupun kondisi cuaca diluar ruangan atau beban panas didalam ruangan berubah-ubah.

Dinegara subtropis pelaksanaan paling tinggi untuk orang yang duduk diruangan kantor diharapkan mencapai 72°F (22.2 °C) Pelaksanaan paling tinggi untuk orang berdiri atau orang banyak duduk diruangan diharapkan mencapai suhu yang sedikit lebih rendah. Kenyamanan thermal sangat mendukung produktivitas pekerja. .Di Indonesia kenyamanan standar ruangan ditetapkan 25 °C, hal ini dinyatakan pemerintah dalam rangka menindak lanjuti Keppres no. 10 tahun 2005 tentang penghematan energi terutama dalam ruang lingkup pemerintah.

Tata udara untuk kenyamanan ruangan gedung memungkinkan dibuat perencanaan gedung yang tak terbatas luasnya. Bila tidak ada hal ini, maka gedung harus dibuat ramping supaya ruangan dalam mendapatkan udara luar yang cukup, melalui ventilasi alami. Tata udara juga memungkinkan gedung untuk lebih tinggi, karena kecepatan angin meningkat secara tajam seiring dengan ketinggian gedung, sehingga aplikasi ventilasi alami tidak memungkinkan untuk  gedung yang tinggi.

Penerapan tata udara untuk kenyamanan untuk berbagai tipe gedung agak berbeda, dan dapat dikategorikan seperti dibawah ini :

  •   Perumahan dengan tingkat rendah, termasuk rumah keluarga tersendiri, rumah kopel dan gedung apartemen kecil (4 tingkat kebawah)
  • Perumahan dengan tingkat tinggi, seperti tempat tinggal karyawan/mahasiswa dengan susunan diatas 4 lantai, blok apartemen.
  • Gedung komersial, yang dibangun untuk usaha komersial, termasuk perkantoran, mal, pasar swalayan, restoran dan lain sebagainya.
  • Gedung institusional, termasuk Rumah Sakit, gedung pemerintah, gedung sekolah, dan lain sebagainya.
  • Ruangan industri dimana diinginkan kenyamanan pekerja.

Selain gedung, tata udara dapat digunakan untuk kenyamanan berbagai moda transportasi, termasuk kendaraan darat, kereta api, kapal, pesawat terbang dan pesawat angkasa

2.  Penyegaran udara untuk industri / proses

Menyegarkan udara ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya. Dalam teknik penerapan tata udara untuk proses diharapkan agar dapat mencapai lingkungan dalam ruangan yang cocok untuk kepentingan proses produksi, walaupun kondisi cuaca diluar ruangan atau beban panas didalam ruangan dan beban kelembaban  berubah-ubah.  Walaupun ruang yang dikondisikan berada dalam lingkup kenyamanan, tetapi adalah kebutuhan dalam proses yang menentukan kondisi ruangan, bukan yang diinginkan manusia. Penerpan tata udara untuk proses meliputi :

  • Ruang operasi rumah sakit, dimana udara disaring pada tingkat yang tinggi untuk mengurangi risiko infeksi dan pengontrolan terhadap kelembaban untuk membatasi dehidrasi seorang pasien. Walaupun suhu sering berada dalam lingkup kenyamanan, beberapa prosedur khusus seperti pembedahan jantung terbuka, menuntut suhu ruangan yang rendah ( sekitar 18 °C, 64 °F), dan lainnya seperti untuk kelahiran prematur menuntut suhu ruangan relatif tinggi (sekitar 28 °C, 82 °F).
  • Ruang bersih untuk produksi sirkuit terintegrasi (integreted circuits), bahan-bahan farmasi, dan sebagainya, dimana dibutuhkan ruangan dengan kebersihan udara dalam tingkat yang tinggi  serta pengkontrolan dari suhu dan kelembaban yang dipersyaratkan untuk mencapai keberhasilan dari suatu proses.
  • Fasilitas untuk hewan bertelur/beranak. Khusus untuk daerah sub tropis kebanyakan hewan bertelur/beranak pada waktu musim semi. Dengan mengkondisikan udara pada suhu dan keadaan diwaktu musim semi, maka hewan bertelur/beranak disepanjang tahun.
  • Tata udara dipesawat terbang. Walaupun tata udara yang dituju adalah kondisi umum untuk kenyamanan para penumpang dan pendinginan peralatan, tetapi tata udara pesawat terbang menggunakan suatu proses atau penanganan khusus, sebab tekanan rendah yang ada diluar pesawat terbang pada waktu penerbangan,
  • Pusat pengelolaan data.
  • Pabrik Tekstil.
  • Fasilitas pemeriksaan medis.
  • Tempat penyemaian tumbuhan dan pertumbuhan hewan.
  • Fasilitas nuklir.
  • Laboratorium kimia dan biologi.
  • Pertambangan.
  • Lingkungan industri.
  • Tempat masak dan prosesnya.

Baik dalam penerapan untuk kenyamanan maupun untuk proses tujuannya bukan saja pengkontrolan suhu, tetapi juga kelembaban, mutu udara, gerak udara, dan aliran udara dari suatu tempat ketempat lainnya.

C.     DAMPAK KESEHATAN.

Sistem tata udara yang dipelihara dengan tidak baik dapat sewaktu-waktu menumbuhkan dan menyebarkan mikro-orrganisme, seperti Legionella pneumophila yang merusak kesehatan manusia. Terbalik, tata udara yang baik, termasuk penyaringan, pengaturan kelembaban, pendinginan, pencegahan infeksi, dan sebagainya, dapat memberikan suasana yang bersih dan aman diruang operasi rumah sakit atau lingkungan lainnya, dimana udara tertentu adalah krisis bagi keamanan dan keadaan seorang pasien.Tata udara akan memberi dampak positif kepada mereka yang menderita alergi dan asma.

Untuk daerah yang sering mengalami gelombang panas, tata udara dapat menyelamatkan jiwa, di beberapa negara pemerintah setempat membuat pusat penyegaran untuk kepentingan orang yang tidak memiliki tata udara dirumahnya.

Sistem tata udara yang beroperasi kurang baik dapat menimbulkan tingkat kebisingan yang dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, kalau hal itu terjadi untuk jangka waktu panjang. Tingkat kebisingan juga dapat terjadi pada orang yang tinggal dekat dengan jalan raya yang sibuk atau dekat lapangan terbang, untuk waktu yang lama. Peralatan tata udara yang baik mempunyai tingkat kebisingan yang rendah.

D.    TUJUAN TATA UDARA

Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada didalam ruangan. Jika seseorang berada di dalam suatu ruangan tertutup untuk jangka waktu yang lama, maka pada suatu ketika ia akan merasa kurang nyaman, begitu juga jika kita berada pada ruang terbuka pada siang hari dengan sinar matahari mengenai tubuh kita akan terasa kurang nyaman. Hal ini diakibatkan dua hal utama yakni temperatur (suhu) dan kelembaban (humidity) udara tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara :

  • Suhu dan kelembaban :  20o C hingga 26o C,  45% hingga 55%
  • Kecepatan udara           :  0.25 m/s

Fungsi dari sistem tata udara / air conditioning adalah:

  •  Mengatur suhu udara
  • Mengatur sirkulasi udara
  • Mengatur kelembaban (humidity) udara
  • Mengatur  kebersihan udara

Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Dalam mengatur sistem tata udara ini umumnya digunakan alat bantu yang berupa AC (Air Condition). Di iklim tropis seperti di Indonesia maka pentaan udara lebih besar kearah pendingin ruangan. Bila di iklim sun tropism aka penataan ruangan perlu pendingin ruangan di musim panas, dan penghangat ruangan di musim dingin.

E.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM TATA UDARA

Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan beberapa  hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien :

1. Penggunaan atau fungsi ruang

Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi. Kamar tidur yang hanya diisi dua orang berbeda dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi. Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.

2. Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.

3. Beban pendinginan

Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain). Misalnya dari jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu. Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela

4. Banyaknya jendela kaca

Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.

5. Penempatan AC

Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung. Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan kompresor  harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan. Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.

Ada 3 faktor  yang harus diperhatikan dalam memilih AC yaitu:

  1. Daya pendinginan AC BTU/h (British Thermal Unit per hour),  Satuan dari   pendinginan AC adalah BTU/h  ( British Thermal Unit per hour)
  2. Daya listrik (watt),
  3. Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya kuda).

Istilah PK atau HP atau daya kuda (Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada AC sebenarnya merupakan satuan daya pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin AC satuannya BTU/hr.

Rumus yangt dapat digunakan untuk menentuka jumlah AC yang dibutuhkan dalam suatu ruangan adalah :

Rumus Kebutuhan BTU

rumus keb btuKerangan :

L    = Panjang Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

W  = Lebar Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

H   = Tinggi Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

I     = Nilai 10 jika ruangan berada dilantai bawah, atau berimpit dengan ruangan lain; Nilai 18 jikan ruangan di lantai atas.

E    = nilai 16 jika diding terpajan menghadap utara; nilai 17 jika diding menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; nilai 20 jika menghadap barat.

60  = konstanta

Sedangkan kapasitas AC berdasarkan PK adalah sebagai berikut :

  • AC ½ PK        =  ± 5.000 BTU/h
  • AC ¾ PK        =  ± 7.000 BTU/h
  • AC 1 PK         =  ± 9.000 BTU/h
  • AC 1 ½ PK     =  ± 12.000 BTU/h
  • AC 2 PK         =  ± 18.000 BTU/h

F.      JENIS  SISTEM TATA UDARA (AC)

Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling/ direct expantion (sistem langsung), dan system indirect cooling (tidak langsung).

1.       Direct expantion (Ekspansi Langsung).

Dalam sistem ini udara didinginkan langsung oleh refrigerant dengan menggunakan mesin paket. sistem ini juga disebut dengan sintem pengkondisian secara terpisah.

gambar 1

2.       Indirect cooling System (sistem tidak langsung).

Dalam sistem ini dipakai media air es / chilled water dengan temperature sekitar 5oC’. Sistem ini juga disebut dengan sistem pengkondisian secara sentral. Model ini banyak dipakai dalam bangunan tinggi, disamping menghemat tempat juga biaya operasional lebih efisien. Dalam model ini diperlukan mesin pembuat air es / chilled yang dinamakan dengan Chiller. Dan air es didistribusikan melalui pipa menuju AHU (Air handling unit), sebagai pengolah sirkulasi udara.

gambar 2

G.    SISTEM TATA UDARA DI RUMAH SAKIT

Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara relatif, kebersihan udara dan tekanan udara dalam ruang dalam rangka mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi, ruang isolasi, dan lain-lain.

Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang terkait dengan jenis bangunan lainnya antara lain :

  1. Pebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan antara berbagai departemen di rumah sakit
  2. Persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk  melarutkan dan menghilangkan  kontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zat radioaktif;
  3. Temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai area;
  4. Perancangan yang  canggih  dibutuhkan untuk memungkinkan kontrol  secara  akurat kondisi lingkungan.

Pengkondisian udara  (air conditioning),  usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif, kualitas udara, dan penyebarannya. Kualitas udara yang baik yaitu udara yang hampir bebas dari  debu, bau, kimia dan polutan radioaktif. Untuk mendapatkan kualitas udara yang baik, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Intake Udara Luar (Outdoor Intake).

Intake  udara luar atau  sistem kipas yang digunakan untuk pengendalian asap. Intake ini harus ditempatkan sejauh mungkin tetapi tidak kurang dari 9 m dari  cerobong outlet buangan dari  peralatan pembakaran,  outlet  buangan ventilasi  rumah sakit atau bangunan yang berdekatan, sistem vakum bedah medis, menara pendingin, cerobong vent plambing, dan area yang dapat mengumpulkan gas buang kendaraan dan asap berbahaya lainnya.

2. Outlet Pembuangan (Exhaust Outlets).

Outlet pembuangan ini harus ditempatkan minimal 3 m di atas permukaan  lantai dan jauh dari pintu, area yang dihuni, dan pengoperasian jendela. Lokasi yang lebih baik dari outlet pembuangan berdiri tegak keatas atau horizontal jauh dari intake  udara  luar. outlet pembuangan ini mirip dengan cerobong asap/terowongan angin, maka perlu kehati-hatian dalam menempatkan outlet pembuangan yang menghasilkan zat buang yang terkontaminasi tinggi (misalnya dari mesin, tudung asam, lemari keselamatan biologi, tudung dapur, dan ruang pengecatan).  Umumnya angin, bangunan yang berdekatan, dan kecepatan pelepasan harus diperhitungkan . Dalam aplikasi kritis studi terowongan angin atau pemodelan komputer mungkin tepat.

3. Filter Udara.

Untuk menghilangkan partikular dari aliran udara, sejumlah metode telah tersedia untuk menentukan effisiensi filter yang akan digunakan.   Semua ventilasi atau sistem pengkondisian udara terpusat harus dilengkapi dengan filter yang memiliki effisiensi tidak lebih rendah dari yang ditunjukkan dalam tabel 1.

gambar 3

Dalam Menjaga kualitas udara, selain memperhatikan faktor-faktor diatas, dapat dilakukan dengan :

  1. Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan.
  2. Kontrol terhadap polusi
  3. Pemasangan “Exhaust Fan” (perlindungan terhadap kelembaban udara).
  4. Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.
  5. Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.
  6. Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor).
  7. Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu, bau dll. Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll.
  8. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara jika AC mati.
  9. Pemasangan fan di dalam lift.

Untuk Tingkat pengkondisian ruang yang digunakan adalah temperatur 22- 24° C (untuk ruang penyimpanan, dan ruang kerja) 20° C (untuk ruang komputer).

H.    SISTEM TATA UDARA DI REKAM MEDIS

Dalam Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit, bagian administrasi meliputi lobi utama,  kantor dan ruang rekam medis. Area pendaftaran dan ruang tunggu adalah area  di mana  risiko potensi penularan penyakit melalui udara tidak terdiagnosis. Sistem pengkondisian udara terpisah yang tepat diinginkan untuk memisahkan area ini karena biasanya rumah sakit kosong pada malam hari.

Ruang Rekam Medis Umumnya dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu Bagian TPP,  Filing,  Ruang Pengolahan Berkas (UKRM, SKM, Pelaporan), dan Bagian Kepala Rekam medis.

gambar 4

(Gambar 3 denah Ruangan Rekam Medis Di Sebuah Rumah Sakit)

Tabel 2

Ukuran Ruangan Rekam Medis di Suatu Rumah Sakit

 Berdasarkan Denah Gambar 3

No.

Ruangan

L

( meter)

W

(meter)

H

(meter)

I

E

1

Pendaftaran (TPP)

3,5

6

4

10

17

2

Filing

10,5

6

4

10

18

3

URM, SKM,

16

6

4

10

16

dan Pelaporan

4

R. Kepala RM

3

6

4

10

20

Keterangan Tabel 2 :

L    = Panjang Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

W  = Lebar Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

H   = Tinggi Ruangan (dalam feet, 1 meter = 3,28 feet)

I     = Nilai 10 jika ruangan berada dilantai bawah, atau berimpit dengan ruangan lain; Nilai 18 jikan ruangan di lantai atas.

E    = nilai 16 jika diding terpajan menghadap utara; nilai 17 jika diding menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; nilai 20 jika menghadap barat.

Selain kebutuhan AC, dalam penataan sistem tata udara juga diperluka filter yang berguna untuk menyaring dan mengkondisikan kualitas udara. Standar filter yang diperlukan dalam rekam medis berdasarkan Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit filter adalah minimal 1 dudukan filter disesuaikan dengan jenis pekerjaan, luas dan fungsi ruangan.

Dari gambar denah dan tabel ukutan ruang rekam medis, maka pengaturam sistem tata udara di masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

  1. Pendaftaran (TPP)

Bagian Ruang pendaftaran termasuk dalam ruang administrasi yang tida memiliki persyaratan khusus yang harus dilakukan, maka dengan demikian pengaturan sistem tata udara dapat di hitung dengan menggunakan perhitungan kebutuhan AC di tiap ruangan jika dihitung berdasarkan perhitungan rumus kebutuhan BTU :

a. Kebutuhan BTU

gambar 5

b. Kebutuhan Jumlah AC berdasarkan kapasitas AC berdasarkan PK

  • Kebutuhan BTU = 8.398,44
  • Kapasitas AC berdasarkan PK yang Paling Mendekati AC 1,5 PK yang setara dengan 9.000 BTU/h

Jadi standar sistem tata udara di bagian pendaftran berdasarkan denah dan fungsi rungannya adalah sebgai berikut :

  • kebutuh AC yang diperlukan pada bagian pendaftaran adalah 1  AC dengan kapasitas AC 1 PK.
  • Sistem pengkondisian udara terpisah, dengan temperatur 22- 24° C jika tidak menggunakan computer, dan 20oC jika ruangan menggunakan computer.
  • filter yang butuhkan berdasarkan luas dan fungsi ruangan adalah 1 dudukan filter.

2.   Filing (Penyimpanan)

Bagian filing merupakan tempat penyimpanan berkas rekam medis yang harus dijaga suhu dan kelembapannnya. Dalam suatu ruangan penyimpanan arsip (RM) Standar suhu dan kelembaban untuk ruang simpan arsip adalah tidak lebih dari 27o C dan kelembaban tidak lebih dari 60 %.

Untuk mengatasi masalah suhu dan kelembaban secara teknis dapat dilakukan dengan cara :

  • Pemeriksaan secara periodik menggunakan alat higrometer ; Higrometer adalah          sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembapan pada suatu tempat.
  • Menjaga sirkulasi udara berjalan lancer.
  • Menjaga suhu udara tidak lebih dari 27o C dan kelembaban tidak lebih dari 60%.
  • Rak arsip yang digunakan harus dapat menjamin sirkulasi udara yang cukup;
  • hindari penggunaan rak yang padat.
  • Menjaga langit-langit, dinding dan lantai tidak berlobang dan tetap rapat.
  • Pondasi didesain untuk menjaga uap atau udara lembab naik ke tembok karena daya resapan kapiler.
  • Hindari menanam pohon dan kayu-kayuan di dekat gedung.
  • Menjaga ruang agar tetap bersih dari kontaminasi gas/lingkungan agar tidak mudah timbul jamur yang akan merusak arsip.
  • andai kondisi arsip dan peralatannya yang terkena jamur atau korosi, untuk segera diadakan perbaikan

Sedangkan Untuk kebutuhan AC yang diperlukan untuk mengatur sistem tata udara di bagian filing adalah :

a.       Kebutuhan BTU

gambar 6

Kebutuhan Jumlah AC berdasarkan kapasitas AC berdasarkan PK

  • Kebutuhan BTU = 26.677,39 BTU/h
  • Kapasitas AC berdasarkan PK yang Paling Mendekati adalah 4 AC dengan kapasitas AC ¾ PK yang setara dengan 28.000 BTU/h sejumlah

Jadi standar sistem tata udara di bagian filing berdasarkan denah dan fungsi rungannya adalah sebgai berikut :

  • kebutuh AC yang diperlukan pada bagian pendaftaran adalah 4  AC dengan kapasitas AC ¾ PK.
  • Sistem pengkondisian udara terpisah, dengan temperature suhu udara tidak lebih dari 27o C dan kelembaban tidak lebih dari 60%.
  • filter yang butuhkan berdasarkan luas dan fungsi ruangan adalah 4 dudukan filter.

3.  Bagia Pengolahan Data (Unit Kerja Rekam Medis, SKM, dan Pelaporan).

Bagian Pengolahan Data termasuk dalam ruang administrasi yang tidak memiliki persyaratan khusus yang harus dilakukan, maka dengan demikian pengaturan sistem tata udara dapat di hitung dengan menggunakan perhitungan kebutuhan AC di tiap ruangan jika dihitung berdasarkan perhitungan rumus kebutuhan BTU :

a.       Kebutuhan BTU

gambar 9

Kebutuhan Jumlah AC berdasarkan kapasitas AC berdasarkan PK

  • Kebutuhan BTU = 36.134,45 BTU/h
  • Kapasitas AC berdasarkan PK yang Paling Mendekati adalah 8 AC dengan kapasitas AC ½ PK yang setara dengan 40.000 BTU/h sejumlah

Jadi standar sistem tata udara di bagian pengolahan data berdasarkan denah dan fungsi rungannya adalah sebgai berikut :

  • kebutuh AC yang diperlukan pada bagian pendaftaran adalah 8  AC dengan kapasitas AC ½ PK.
  • Sistem pengkondisian udara terpisah, dengan temperatur 22- 24° C jika tidak menggunakan computer, dan  20oC jika ruangan menggunakan computer.
  • filter yang butuhkan berdasarkan luas dan fungsi ruangan adalah 2 dudukan filter.

4.  Ruang Kepala Rekam Medis

Ruang Kepala Rekam Medis sebenarnya tidak termasuk dalam ruang administrasi, tetapi ruangan ini bagian dari rekam medis yang fungsinya mirip dengan perkantoran biasa. sehingga rungan ini tidak memiliki persyaratan khusus yang harus dilakukan, maka dengan demikian pengaturan sistem tata udara dapat di hitung dengan menggunakan perhitungan kebutuhan AC di tiap ruangan jika dihitung berdasarkan perhitungan rumus kebutuhan BTU

a.       Kebutuhan BTU

gambar 10

Kebutuhan Jumlah AC berdasarkan kapasitas AC berdasarkan PK

  • Kebutuhan BTU = 8.469,01 BTU/h
  • Kapasitas AC berdasarkan PK yang Paling Mendekati adalah 1 AC dengan kapasitas AC 1 PK yang setara dengan 9.000 BTU/h sejumlah

Jadi standar sistem tata udara di ruang kepala rekam medis berdasarkan denah dan fungsi rungannya adalah sebgai berikut :

  •  kebutuh AC yang diperlukan pada bagian pendaftaran adalah 1  AC dengan kapasitas AC 1 PK.
  • Sistem pengkondisian udara terpisah, dengan temperatur 22- 24° C jika tidak menggunakan computer, dan  20oC jika ruangan menggunakan computer.
  • filter yang butuhkan berdasarkan luas dan fungsi ruangan adalah 1 dudukan filter

Sumber :

  1. Pedoman teknis prasarana sistem tata udara pada bangunan rumah sakit
  2. tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara pada bangunan gedung (SNI 03-6572-2001)
  3. materi perkuliahan pertemuan ke 9-10 sistem pengkondisian udara (AC)
  4. catatan kuliah by. ridwan “pengantar sistem tata udara”
  5. http://andrias-saputra.blogspot.com/2010/10/cara-menghitung-kebutuhan-ac-sesuai.html

Keperawanan Bukan Sekedar Keutuhan Selaput Dara

Keperawanan Bukan Sekedar Keutuhan Selaput Dara

15

Perawan atau gadis dapat merujuk pada seorang wanita muda atau seorang wanita dewasa yang belum mempunyai suami atau di beberapa kebudayaan merujuk pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual atau sanggama dengan seorang pria. Secara fisik, seorang perawan biasanya ditandai dengan utuhnya selaput dara yang berada pada daerah vagina.

Pada kenyataannya menurut saya tidak sesederhana ini keperawanan dibahas. Urusan selaput tipis milik wanita yang jika dibahas lebih lanjut sebenarnya belum diketahui apa fungsi anatomiknya dalam seorang wanita selain mengeluarkan darah ketika sobek, hal inilah yang sering disalah artikan oleh banyak lelaki, bahwa seorang perawan harus “berdarah” ketika ia pertama kali melakukan “hubungan”. Padahal pada kenyataannya tak semua wanita mengeluarkan darah ketika ia melakukan “hubungan” untuk permakalinya. hal inilah yang selalu menjadi sangat panjang dan penuh dengan polemik ketika dibahas. Survey yang dilakukan seputar keperawanan jawabannya selalu variatif dan subjektif pada setiap orang tergantung dari sudut mana ia meninjau keperawanan tersebut.

Pendidikan seks yang di dapat dari sekolah maupun dari orang tua biasanya hanya menekankan pada betapa pentingnya menjaga keperawanan bagi seorang wanita, agar milik yang “berharga” ini kelak menjadi hadiah yang sangat spesial untuk suami tercinta ketika menikah nanti, dan mliknya yang “berharga” ini adalah hal yang perlu dijaga untuk menjaga harkat dan martabat dari keluarganya.

keperawanan

Ini pandangan penulis mengenai keperawanan : “Harga diri wanita tidak diukur dari utuhnya selaput dara, namun menjaga keperawan adalah salah satu cara penting yang menunjukkan bagaimana wanita menghargai dirinya sendirinya”. Keperawanan bukan komoditi. Keperawanan bukan menjadi sesuatu yang diumbar dan dipatok nilai jualnya untuk kemudian menukarnya dengan pinangan seorang pria. Betapa rendahnya nilai wanita jika ukuran keperawanan hanya diartikan seminim itu.

Selaput dara yang terletak di dalam organ intim wanita itu menunjukkan dengan jelas bahwa itu adalah hak milik wanita. Hendak diberikan kepada siapa, dan kapan diberikan atau diapakan, sejatinya menjadi hak sepenuhnya sang pemilik. Wawasan bahwa keperawanan merupakan sesuatu hal yang dapat memuaskan lelaki hanya karena pria merasa menjadi “tangan pertama” sunguh melecehkan harga diri wanita. Wanita seharusnya menjaga apa yang menjadi miliknya karena dia menghargai dirinya sendiri. Kemudian milik yang “berharga” itu diberikan kepada suaminya pada waktu yang tepat, maka itu adalah efek samping yang indah dan tentu dengan suka cita diterima oleh sang “penerima”.

Menurut pandangan penulis, hanya dengan menanamkan pengertian yang benar tentang keperawanan, maka seks bebas dan pandangan keliru mengenai “nilai” selaput dara ini dapat diminimalkan. “Menanamkan pentingnya “mengharga diri sendiri “ dan pemahaman bahwa segala tindakan diperlukan tanggung jawab, maka pada dasar itulah wanita membentuk konsep yang baik dan benar mengenai seksualitasnya. Bahwa penghargaan orang lain terhadap diri kita , selalu berbanding lurus dengan berapa besarnya kita menghargai diri sendiri.”

Kepada para wanita, “semoga kita dapat hargai diri kita sendiri karena memang sebenarnya  kita sangat berharga”. Lengkapi diri dengan pendidikan dan ilmu semaksimal mungkin. Dalami ajaran agama masing masing dengan selalu berprinsip bahwa Tuhan itu baik bagi semua manusia, dan lewat ajaran agama yang benar, maka kita memiliki penerangan dalam kegelapan, memiliki kompas ketika tersesat, memiliki harapan dan jalan keluar ketika kesulitan hidup terasa begitu menekan.

Ketika wanita menyadari betapa berharga dirinya, dan mampu mencintai dirinya sebagai bentuk penghargaan dan rasa syukur kepada Tuhan dan orang tua yang sudah menjadikan dan membesarkan, maka secara otomatis wanita akan menjaga dirinya secara fisik dan mental sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam perilaku “menghargai diri sendiri” yang berkesinambungan.

Ketika keperawanan dinilai hanya sebatas selaput dara yang bisa dikoreksi dan dibetulkan kembali kepada bentuk fisiknya seperti semula denga tujuan meningkatkan “nilai jual” dan untuk memuaskan pria karena merasa menjadi “tangan pertama”, maka pada titik itulah sebenarnya keperawanan tidak memiliki nilai, namun menjadi “komoditi” yang bisa diperjual belikan. Wanita yang menghormati dan menghargai dirinya sendiri, akan sangat memahami kepada siapa rasa hormat dan penghargaan itu layak diberikan. Pria yang menghargai dan menghormati wanita, tidak akan pernah menilai wanita dari satu sudut pandang yang sempit, dan menuntut sesuatu yang berharga hanya untuk memuaskan egonya menjadi laki laki tangan pertama.

Ketika wanita memberikan sesuatu yang sangat dihargai dan dijaga kepada pria yang penuh penghargaan dan berintegritas tinggi , maka disitulah keperawanan itu bermetamoforsa menjadi sesuatu yang indah dan tak ternilai yang memang hanya pantas diberikan kepada penerima yang pantas.

semoga artikel ini bermanfaat 🙂