PIRAMIDA PENDUDUK

            Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki (kiri) dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan (kanan) dalam kelompok interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total
jadi piramida penduduk adalah grafik yang menggambarkan komposisi penduduk menurut umur  dan jenis kelamin.
 
Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).

1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

           Jika suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.

2. Piramida Penduduk Stasioner
Jika suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat misalnya Swedia.

3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Jika suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.

Secara umum bentuk piramida penduduk Indonesia termasuk piramida penduduk ekspansip  Atau  piramida bentuk limas, karena angka kelahiran cukup tinggi daripada angka kematian.

Hospital Performance Indicators

1. Bed Occupancy Rate.

            It is calculated by the following formula

BOR(%) =  ___Number of Admissions___
Number of Beds

          Bed occupancy ratio reflects the popularity of the hospitals in terms of Inpatients. The level of occupancy also varies with the type of facilities available in the hospital. Usually larger the number of beds, the larger is the number of Doctors also. As a result more facilities are provided and the level of medical care tends to be of a higher magnitude. Given this, it is normally the case that the bed occupancy ratio in District Hospitals is higher than the bed occupancy ratio in the Area and Community Health Centers. The bed occupancy ratio, and in general, the utilization of hospitals is also set to vary with the medical facilities available in the private sector.

 2. Turn Over Rate

            It is calculated by the formula

 TOR =  ___Number of Admission___
              Number of Beds

                The turn over rate essentially defines the period for which a bed is occupied. As against the number of beds occupied which is indicated by the bed occupancy ratio, the turn over rate indicates the speed with which patients on any bed are rotated. Obviously the more complicate the case dealt with by the hospitals, the smaller the turn over rate. Too large a turn over rate indicates that only simple type of treatment  is being provided. Too small a turn over rate would indicate fewer people utilizing the hospital and patients being unnecessarily retained on the premises. Both are not desirable. However in the case of hospitals dealing with chronic diseases like T.B. and so on, a low turn over rate is a must. Given these facts, it is obvious that on the average the turn over rate of a District Hospital should be lower than the turn over rate of a Community Health Center.

 3. Average Length of Stay .

            It is calculated by the formula

  AvLOS ___Cumulative IP days___
Number of Admissions

             The average length of say is a parameter similar to the turn over rate and is inversely related. The average length of stay as the name suggests represents the time the patient is retained in the hospital. As in the case of the turn over rate, a longer average length of stay is to be expected in the case of hospitals having better facilities such as the District Hospitals. In the case of Community Health Centers where the level of treatment in general is lower, the average length of stay is likely to be less.

 4. Outpatient / Inpatient Ratio

            It is calculated by the formula

 OP/IP =  ___Number of Outpatiens___
Number of Admissions

             This is a good indicator of the manner in which Inpatients service is being utilized in the hospital. In general, the number of outpatients should be broadly related to the number of inpatients. If a hospital is reporting very high number of out -patients as opposed to inpatients then obviously the type of inpatient care in relation to the demand for medical services is poor.

On the other hand, a low outpatient/inpatient ratio would suggest that there is excessive concentration of providing inpatient care facilities and smaller ailments are not being dealt with.

5. Number of surgeries

The provision and utilization of surgical operations facilities is also a good indicator of the functioning of the hospital.

6. Number of deliveries

             The functioning of this facility is another parameter to judge the functioning of a hospital. This indicates the confidence with which women patients view these institutions.

 7. Number of X-rays/scans

             The utilization of X-rays and scanning machines provides a good indicator of how the hospital is functioning. In the past, due to lack of films and other basic equipment this equipment was lying idle. As far as Punjab Health Systems Corporation hospitals are concerned all facilities have now been provided. Under these circumstances it is possible now to utilize this equipment as an index of the performance of the hospital. A very low utilization indicates a diversion of patients away from the hospitals to private sector health care.

 8. No of lab tests

            This indicates the availability & efficiency of diagnostic facilities in a hospital. In order to use the data more effectively the following procure is suggested. In case of district level hospitals, bed occupancy rate and turn over rate should be compared with the average of only district level hospitals. In case of sub – divisional hospitals, bed occupancy rate and turn over rate should be compared with the average of only sub –divisional level hospitals. In case community Health Centers, bed occupancy rate and turn over rate should be compared with the average of only Community Health Centers. In order to assess the functioning of each hospital the Corporation is making a basic analysis of the data. The entire effort should be to ensure general increase in bed occupancy rate while maintaining a reasonable turn over rate.  If the bed occupancy rate is above average and the turn over rate is within 10% of the mean, than the hospital is functioning reasonably well. In all other cases some correction is required.

RUANG LINGKUP STATISTIK KESEHATAN

            Statistic adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisa data serta cara untuk membuat kesimpulan secara umum dari hasil pengamatannya.

            Statistik kesehatan atau statistic rumah sakit merupakan jenis-jenis statistic yang dipergunakan untuk membantu usaha-usaha kesehatan, atau dapat juga diartikan suatu cabang dari statistic yang berurusan dengan cara-cara pengumpulan, komplikasi, pengolahan, dan intrensi fakta-fakta numeric sehubungan dengan sehat dan sakit, kelahiran, kematian, dan factor-faktor yang berhubungan dengan ha;-hal tersebut pada populasi manusia.

Statistic rumah sakit sangat diperlukan dalam bidang :

1. Adaministrasi Kesehatan Masyarakat yang meliputi :

–   Tahap penyusunan rencana

–   Pengorganisasian dalam pelaksanaan

–    Pengendalian operasional

–    Pelaporan dan penilaian dari usaha-usaaha kesehatan

2. Penelitian-penelitian

Fungsi statistic kesehatan :

  1. Menentukan masalah-masalah kesehatan masyarakat.
  2. Menentukan masalah-masalah yang harus diprioritaskan untuk diatasi.
  3. Perkiraan tentang sumber-sumber yang ada dilapangan kesehatan yang dapat digunakan untuk usaha kesehatan masyarakat.
  4. Memilih cara-cara yang paling efektif
  5. Merencanakan usaha-usaha berdasarkan fakta prioritas dan adanya sumber.
  6. Mengefaluasi hasil-hasil yang telah dicapai
  7. Menganalisa kesulitan-kesulitan yang ditemukan dan factor-faktor lainnya yang dicapai serta merencanakan kembali usaha-usaha.
  8. Mengevaluasi dan menentukan tingkat kesehatan masyarakat
  9. Mencatat dan mendokumentasikan semua data kesehatan masyarakat, untuk tujuan perbandingan dengan daerah-daerah lain waktu yang berlainan.

Untuk dapat memenuhi fungsi-fungsi dari statistic kesehatan diperlukan adanya bidang-bidang statistic kesehatan yang meliputi :

  1. Statistic Kependudukan (Demographie statistic)
  2. Statistic Kehidupan (Vital Statistic)
  3. Statistik tentang pelayanan kesehatan (health service statistic)
  4. Statistic tetang sumber dana/biaya (keuangan) kesehatan
  5. Statistic tentang lingkungan hidup dan budaya.

            Statistik-statistik tersebut diatas adalah sumber semua keterangan atau data informasi yang secara langsung atau tidak langsung dapat digunakan sebagai indicator dalam penilaian keadaan dan tingkat kesehatan penduduk.

Sedangakan ukuran-ukuran yang digunakan dalam statistic rumah sakit adalah :

1. Pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Ratio = BOR) Prosentase ini menunjukkan samapai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Nilai ini umumnya lebih kecil dari 100, bila nilai ini mendekati 100 berarti ideal.

2. Rata-rata harian perawatan (Average Duration of stay)

3. Ratio kematian (Fatality Rate) Ukuran ini menunjukkan effisiensi secara keseluruhan pada pasien yang dirawat oleh rumah sakit dan menderita penyakit tertentu tadi

4. Kunjungan rata-rata pasien berobat jalan (Average Daily Outpatient Attendance). Angka ini menunjukkan indeks kerja harian pada bagian rawat jalan.

5. Kunjungan Rata-rata pasien berobat jalan yang baru (Average daily Out patient Admission)

6. Kunjungan rata-rata seorang pasien berobat jalan (Average Out Patient Attendance per patient) Ukuran ini menunjukkan sering tidaknya pasien berkunjung ke poliklinik

7. Jumlah rata-rata pembiayaan obat-obatan bagi seorang pasien yang dirawat (average cost of medicine for patient)

8. Prosentase kematian sesudah operasi (Post Operative Death Rate)

9. Prosentase otopsi umum (Gross Autopsy Rate)

10. Prosentase kematian  karena anastesi (Anasthesia Death Rate)

11. Prosentase otopsi khusus (Net Autopsy Rate)

12. Prosentase infeksi umum (Net Infection Rate)

13. Prosentase konsultasi (Consultation Rate)

14. Prosentase kematian obstetric (Maternal Death Rate)

15.Prosentase kamatian bayi (Infant Death Rate)

16. Prosentase kelahiran mati (Feotal Death Rate)

17. Prosentase kematian neoanates ( Neonatal Death Rate)

18. Angka kematian netto (Nett Death Rate)

19. Angka kematian umum ( Grude Death Rate)

20. Indeks tempat tidur. Angka ini menyatakan tersedianya tempat tidur yang dinyatakan dengan banyakknya tempat tidur tiap 1.000 penduduk.

(untuk rumus-rumusnya akan diberikan pada postingan berikutnya)

Untuk melihat gambaran tentang tenaga kesehatan dirumah sakit dapat dilakukan perhitungan antara lain :

  1. Ratio dokter terhadap pasien dalam jangka waktu tertentu
  2. Ratio dokter terhadap para medis

Jika ditinjau secara keseluruhan, urutan kegiatan statistic rumah sakit meliputi :

  1. Pengumpulan data,
  2. Pengolahan,
  3. Penyajian,
  4. Analisis,
  5. penyimpulan.